Ada pertanyaan? 082113098859

Image

Jasa Pengeboran Sumur Terbaik Tangerang

Sevenlight 10 April 2023 Artikel 233

Putra Teknik Bor perusahaan kontraktor pemboran air tanah yang berasal dari Kota Tangerang Jasa kami mencakup pembuatan Sumur Dalam (Deep Well), pembuatan Sumur Dangkal, pembuatan Sumur Imbuhan, pembuatan Sumur Pantau beserta pengadaan AWLR, service dan maintenance sumur beserta dengan submersible pump, jasa Pumping Test, jasa Geolistrik, Jasa Logging Test, Jasa Slug Test, eksplorasi air tanah dengan kajian hidrogeologi, geologi dan geofisika, dan Jasa Borehole Camera,Perizinan Air Tanah ,Sondir Tanah,Soil SPT,CBR,PIT Test,PDA dan Konsultasi profesional Pendiri kami merupakan Ahli dalam bidang Pembangunan dan Pengeboran yang telah di Akui pengalamanya.

 

Air merupakan salah satu kebutuhan paling penting dalam kehidupan manusia, melihat dari banyaknya peran dan fungsi air bagi kehidupan manusia menjadikan kita harus lebih bijak dalam menggunakannya. Apalagi pada saat ini jumlah air bersih di bumi sudah semakin sedikit, sehingga kita harus benar – benar memutar otak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dan salah satu alternatif yang bisa kita gunakan adalah dengan membuat  Sumur bor terbaik di Tangerang sumur bor ini sangat umum ditemui pada daerah – daerah industri yang membutuhkan kapasitas air yang lebih besar. Dengan adanya sumur bor industri di Blora akan lebih memudahkan sebuah pabrik atau industri untuk memenuhi kebutuhan airnya. Dalam pembuatan sumur bor industri di Blora membutuhkan berbagai alat dan jasa khusus  tentunya, karena memang pembuatan sumur bor tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang dengan peralatan seadanya.  Sumur bor biasanya dibuat dengan berbagai perencanaan matang yang dilakukan oleh teknisi ahli di bidangnya serta alat khusus untuk membuatnya.

Pembuatan Sumur Tangerang

Banyak cara yang dapat anda lakukan untuk proses pembuatan sumur. Sebelum ditemukan listrik, pembuatan sumur cukup sulit karena harus mengandalkan tenaga manusia. Namun sekarang dengan cara Geolistrik dan Awuq Detektor membuat sumur tidaklah berat.

 

Sebab dengan metode ini, pengeboran akan dilakukan sesuai dengan titik aquifer. Dampaknya tenaga yang dikeluarkan untuk pengeboran akan lebih efektif dan efisien, sebab pengeboran dilakukan sesuai dengan sasaran.

 

Jadi fungsi utamanya adalah mencari titik terbaik pembuatan sumur, kemudian mengeksekusinya. Cara ini sering dilakukan dalam proses Sumur bor rumah tangga di Salatiga karena dapat meringankan pekerjaan.

Kedalaman Pengeboran Menentukan Kualitas air dan Debit air

Semakin dalam pembuatan sumur, maka akan semakin bagus kualitas air yang akan didapat. Dan akan semakin banyak juga debit atau volume airnya.

Nanti kita akan membahas lagi Sumur Bor Jet Pompa dengan kedalaman 60 meter. Juga akan kami bahas juga sumur bor menggunakan pompa submersible atau lebih populer sekarang pompa satelit. Kita akan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing kedua jenis pompa ini.

Harga Jasa Sumur bor Tangerang

Harga Jasa Sumur Bor Tangerang dan sekitarnya, “Putra Teknik Bor adalah konsultan pengeboran sumur bor Tangerang profesional berpengalaman. Kami akan memberikan informasi harga jasa sumur dan mesin bor terbaru.

Berikut ini daftar harga sumur bor Tangerang terupdate :

Rincian Harga / Biaya Sumur Bor

Berikut ini harga jasa kerja sumur bor per meter, yaitu:

Untuk dial 4 inci Rp 150.000,- sampai dengan Rp 220.000,- per meter untuk pengeboran jetpump perumahan.

Untuk dial 5 inci Rp 180.000,- sampai dengan Rp 350.000,- per meter untuk pengeboran sumur dalam (deep well drilling).

Untuk dial 6 inci Rp 500.000,- sampai dengan Rp 850.000,- permeter untuk pengeboran sumur dalam (deep well drilling).

Keterangan Tambahan Biaya di atas:

Informasi harga di atas hanya ongkos kerja saja, belum termasuk dengan pompa air dan material perpipaan dan lain-lain.

Harga / biaya sewaktu-waktu bisa berubah tergantung dari hasil survei yang ternyata memiliki tingkat kesulitan berbeda, maka otomatis biaya pembuatan sumur bor turut disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Khusus untuk di luar Tangerang, harga / biaya sumur bor ditentukan wilayah setelah survei.

Biaya yang kami tawarkan adalah biaya termurah dibanding jasa bor sumur lainnya untuk mendapatkan harga jasa bor sumur termurah segera hubungi kami jika anda membutuhkan sumur bor Tangerang terbaik dan pastinya terpercaya, anda dapat mengubungi kami melalui nomor kontak yang tertera pada website ini. Akan kami bantu segala keluhan anda terhadap air bersih dengan pelayanan yang ramah dan bersahabat tentunya dengan profesionalitas.

bor sumur terbaik tangerang “Putra Teknik Bor menjadi solusi untuk masalah anda dan kami akan mengatasi dengan cepat tanpa bertele-tele. Untuk anda yang berada di wilayah jabodetabek kami ada disekitar anda. Jangkauan kami sebagai jasa bor sumur cukup luas mampu mencakup berbagai wilayah karena kami mempunyai team yang tersebar di berbagai wilayah jabodetabek, berikut adalah daerah yang bisa kami jangkau.

Tangerang: Harmoni, Tanah Abang, Senen, Pertokoan Harco Glodok, Kota Tua, Pasar Baru, Banteng, Bendungan Hilir, Roxi Mas, Cempaka Mas, Komplek Duta Melin, Kelapa Gading, Kwitang, Keramat Raya, Stasiun Gambir, Menteng, Matraman, Cikini, Danau Sunter, Johar, TPU Karet Bifak, Cideng, Gondangdia, Pegangsaan, Kampung Bali, Paseban, Sawah Besar, Kebon Sirih, Pecenongan.                                                                                                                                                                    

 

Riwayat Berdirinya Kota Tangerang

Berdirinya Kota Tangerang tidak lepas dari sejarah perjuangan Kesultanan Banten melawan Kolonialisme Belanda. Nama “Tangerang” yang menunjuk kepada suatu daerah yang berada di bantaran sungai Cisadane, yang dahulu dikenal dengan nama Untung Jawa, lahir dari beberapa kejadian pada masa lampau hingga akhirnya resmi disebut “TANGERANG”.

Sejarah mencatat lahirnya Tangerang bermula dari sebutan kepada sebuah bangunan tugu berbahan dasar bambu yang didirikan oleh Pangerang Soegiri, putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten. Tugu tersebut terletak di bagian Barat Sungai Cisadane yang diyakini saat ini berada di wilayah kampung Gerendeng. Oleh masyarakat sekitar, bangunan tugu tersebut disebut "tengger" atau "tetengger" yang dalam bahasa sunda berarti tanda atau penanda.

Sesuai dengan julukannya, fungsi dari tugu tersebut memang sebagai penanda pembagian wilayah antara Kesultanan Banten dengan pihak VOC Belanda. Dimana, wilayah kesultanan Banten berada di sebelah barat dan wilayah yang di kuasai VOC di sebelah timur sungai Cisadane.

Hingga pada sekitar tahun 1652. Kala itu penguasa Banten mengangkat tiga orang maulana, yang diberi pangkat Aria. Ketiga maulana tersebut merupakan kerabat jauh Sang Sultan yang berasal dari Kerajaan Sumedang Larang, bernama Yudhanegara, Wangsakara dan Santika. Ketiganya diminta dan diutus untuk membantu perekonomian Kesultanan Banten dengan melakukan perlawanan terhadap  VOC yang semakin merugikan Kesultanan Banten dengan sistem monopoli dagang yang diterapkannya.

Pada perjuangannya ketiga maulana tersebut membangun benteng pertahanan hingga mendirikan pusat pemerintahan kemaulanaan yang menjadi pusat perlawanan terhadap VOC di daerah Tigaraksa. Namun, dalam pertempuran melawan VOC, ketiga maulana gugur satu demi satu. Aria Santika wafat pada tahun 1717 di Kebon Besar Kec. Batuceper, Aria Yudhanegara wafat pada tahun 1718 di Cikolol dan pada tahun yang sama Aria Wangsakara menutup usia di Ciledug dan di makamkan di Lengkong Kiai.

Daerah di sekitar benteng pertahanan yang dibangun oleh ketiga maulana disebut masyarakat sekitar dengan istilah daerah Benteng. Hal ini turut mendasari sebutan Kota Tangerang yang dikenal dengan sebutan Kota Benteng.

Beralih ke latar belakang berubahnya istilah "Tangeran" menjadi "Tangerang". Hal ini bermula pada tanggal 17 April 1684, pada saat ditandatanganinya perjanjian antara Sultan Haji atau Sultan Abunnashri Abdulkahar  putra Sultan Ageng Tirtayasa pewaris Kesultanan Banten dengan VOC. Pada salah satu pasal perjanjian tersebut menyebutkan bahwa wilayah yang kala itu dikenal dengan “Tangeran” sepenuhnya menjadi milik dan ditempati oleh VOC.

Dengan adanya perjanjian tersebut, daerah Tangerang seluruhnya masuk kekuasaan Belanda. Kala itu, tentara Belanda tidak hanya terdiri dari bangsa asli Belanda tetapi juga merekrut warga pribumi di antaranya dari Madura dan Makasar yang di antaranya ditempatkan di sekitar wilayah benteng. Tentara VOC yang berasal dari Makasar tidak mengenal huruf mati, dan terbiasa menyebut “Tangeran” dengan “Tangerang”. Kesalahan ejaan dan dialek inilah yang diwariskan dari generasi ke generasi bahkan hingga saat ini.

Berlanjut ke masa pemerintahan awal di Tangerang pasca ditandatanganinya perjanjian Banten dengan VOC. Kala itu, Pemerintah Belanda membentuk pemerintahan kabupaten yang lepas dari Kesultanan Banten di bawah pimpinan seorang bupati. Para bupati yang pernah memimpinan Tangerang di era pemerintahan Belanda pada periode tahun 1682-1809 adalah Kyai Aria Soetadilaga I-VII.

Setelah pemerintahan keturunan Aria Soetadilaga, Belanda menghapus pemerintahan ini dan memindahkannya ke Batavia. Kemudian Belanda membuat kebijakan, sebagian tanah di Tangerang dijual kepada orang-orang kaya di Batavia.

Nama wilayah Tangerang menjadi nama resmi pertama kali pada masa pendudukan Jepang tahun 1942-1945. Pemerintah Jepang saat itu sempat melakukan pemindahan pusat pemerintahan Jakarta Ken (wilayah administratif setingkat Kabupaten) ke Tangerang yang dipimpin oleh Kentyo M. Atik Soeardi. Peristiwa ini berdasarkan kepada keputusan Gunseikanbu, yang merupakan pimpinan Departemen Militer Jepang, tanggal 9 boelan 11 hoen syoowa 18 (2603) Osamu Sienaishi 1834. Keputusan tersebut juga akhirnya menunjuk Atik Soeardi untuk menjabat pembantu Wakil Kepala Gunseibu Jawa Barat dan Raden Pandu Suradiningrat menjadi Bupati Tangerang (1943-1944).

Seiring berjalannya waktu, daerah Tangerang yang kala itu berbentuk Kabupaten Daerah Tingkat II mengalami perkembangan yang sangat pesat. Letaknya yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota menjadikan beberapa kecamatan yang berbatasan langsung menjadi pusat segala kegiatan baik Pemerintah, Ekonomi, industri dan Perdagangan, Politik, Sosial Budaya.

Hal tersebut mendasari pemerintah memandang perlu untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan secara khusus. Maka pada tanggal 28 Februari 1981 keluar Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1981 tentang Pembentukan Kota Administratif Tangerang, dengan demikian Kecamatan Tangerang, Kecamatan Batuceper, Kecamatan Ciledug, Kecamatan Benda dan Kecamatan Jatiuwung masuk ke dalam Wilayah Kota Administratif Tangerang.

Dalam perjalanan kurun waktu 12 Tahun Kota Administratif Tangerang kembali menunjukan perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat disegala bidang, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Dinamika kehidupan perekonomian kota ditandai dengan berkembangnya unit-unit usaha dan perdagangan termasuk pertumbuhan jumlah penduduk yang mencapai 921.848 jiwa, dengan laju pertumbuhan mencapai 8,27 % yang diakibatkan derasnya arus urbanisasi yang pada akhirnya berpengaruh bagi kehidupan sosial - politik, budaya dan perekonomian masyarakat.

Perkembangan tersebut sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 4 Tahun 1985 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota yang peruntukannya sebagai daerah industri, perumahan, perdagangan, dan jasa dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.

Dengan struktur Pemerintahan yang masih berbentuk Kota Administratif sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 650/SK-39-Pemda/1983 tanggal 14 Maret 1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Wilayah Kota Administratif Tangerang, mengalami berbagai kesulitan karena terbatasnya kewenangan pemerintah kota pada waktu itu.

Selanjutnya Surat Keputusan Gubernur tersebut dijabarkan melalui Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tangerang Nomor : 188.45/SK.40-HUK/1984 tanggal 17 Maret 1984 tentang Pelimpahan Pelaksanaan Tugas dan Kewenangan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Tangerang kepada Walikota Administratif Tangerang.

Dengan perubahan struktur Pemerintah Kota Administratif tetap tidak dapat mendukung dinamika pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat Kota Tangerang, terlebih lagi aparat Pemerintah Kota hanya berjumlah 737 orang yang terdiri dari 331 PNS dan 406 status magang/honor daerah. Untuk itulah dalam rangka menunjang pelaksanaan pembinaan dan pengelolaan Kota Administratif diperlukan struktur Pemerintahan yang lebih tinggi dari status Kota Administratif yaitu dengan membentuk daerah otonom Kotamadya Daerah Tingkat II yang mengatur rumah tangganya sendiri.